Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2021

Kisah Perjuangan Uskup Desmond Tutu, Yang Dijadikan Film Dokumenter "Children Of The Light"

Jakarta - Film dokumenter Children of The Light karya sutradara dari AS, Dawn Engle, yang mengangkat perjuangan Uskup Desmond Tutu membawa perdamaian di Afrika Selatan, menjadi film penutup ajang Bali International Film Festival (Balinale) atau 8th Annual Balinale yang diselenggarakan di Beachwalk Mall mulai 12-18 Oktober 2014. Dalam pemutarannya di Cinema XXI Beachwalk Mall, Kuta, Bali, Sabtu (18/10/2014) malam, Kid of the Light yang berdurasi 92 menit itu mengisahkan Tutu sebagai pria yang lahir pada 7 Oktober 1931 di Afrika Selatan. Dalam perjalanan hidupnya, Tutu dikenal sebagai aktivis hak asasi manusia yang mendobrak politik racism. Sejalan dengan perjuangannya di Afrika Selatan, Tutu diangkat menjadi uskup berkulit hitam pertama dari Cape Town sekaligus uskup untuk Gereja Anglican di Afrika. Selain berjuang untuk mendobrak politik racism, Tutu juga mengupayakan pembebasan pejuang lainnya, Nelson Mandela yang akhirnya terpilih sebagai presiden Afrika Selatan. Tak se

Mengetahui Kisah Dibalik Puisi Karawang-Bekasi, Menuai Perdebetan Dengan Serdadu

Jakarta - Penyair Chairil Anwar kali pertama membacakan puisi itu di sebuah warung kopi. Menuai perdebatan panjang dengan seorang serdadu Belanda . Desember 1945, Letnan Kolonel Alex Evert Kawilarang ditugaskan Markas Besar TKR di Jakarta untuk mengurusi pertukaran tawanan perang antara pihak Indonesia dengan pihak Inggris. Salah satu tawanan yang ditukarkan itu adalah Chairil Anwar, keponakan Perdana Menteri Sutan Sjahrir yang kelak namanya dikenal sebagai penyair besar. Belum diketahui bagaimana Chairil bisa tertawan militer Inggris. Yang jelas, usai dibebaskan Kawilarang di Stasiun Jatinegara, dia kemudian aktif kembali bergabung dengan kawan-kawannya di Aliansi Pemuda Indonesia (API). Saat mengikuti kawan-kawannya hijrah ke Karawang pada 1947, Chairil menyaksikan langsung bagaimana militer Belanda menghabisi orang-orang sebangsanya. Dia pun diam-diam marah dan terluka. "Sepulang dari Karawang muncullah sajak Krawang-Bekasi,"demikian menurut Sjuman Djaya da

Mengetahui Sejarah 5 Presiden Terburuk Dalam Sejarah Amerika Serikat

Jakarta - Beberapa saat yang lalu, media nasional dan internasional sudah memberitakan bahwa Joe Biden bersama Kemala Harris berhasil memenangkan pemilihan presiden dan wakil presiden Amerika Serikat ke-49. Bagi sebagian masyarakat Amerika Serikat, tentu ini merupakan sebuah angin segar karena akhirnya masa pemerintah Donald Trump, yang dikenal serba serampangan, segera berakhir. Meskipun belum teruji, apakah Biden benar-benar akan sebagus yang diharapkan. Di lain sisi, sebetulnya bukan hanya Trump yang memiliki riwayat kepemimpinan yang dinilai kurang cakap oleh masyarakatnya. Setidaknya ada lima presiden Amerika Serikat lainnya, yang telah meninggalkan kesan jauh lebih buruk. 1. Richard Nixon (1969-1974) Hal yang diingat dan mencemari masa kepemimpinan Nixon adalah skandal Watergate (Skandal pembobolan markas Partai Demokrat saat pemilihan presiden Amerika Serikat tahun 1972). Skandal ini mungkin bukan inisiatif dari Nixon sendiri, tetapi kebohongan yang menutupi s

Mengetahui Kisah Tentara Gurkha Yang Ditawan Geriliyawan Indonesia

Jakarta - Kisah Beberapa anggota pasukan Gurkha Rifles sempat ditahan para pejuang Indonesia di Jawa Barat. Salah satu dari mereka bahkan menolak dikembalikan ke pasukannya. Pada tahun 1970-an, di Ciranjang (masuk wilayah Cianjur, Jawa Barat) tak ada yang tak mengenal Mang Basin. Lelaki bermata sipit dengan badan kekar dan wajah keras itu dikenal sebagai pedagang bilik (anyaman bambu untuk dinding rumah tradisional) keliling. "Menjelang meninggal pada 1990-an, dia sempat menjadi penjaga sekolah di sebuah SD,"ujar Dayat, salah seorang penduduk Ciranjang yang sempat mengenal Basin. Basin bukanlah sembarang pedagang bilik. Sejatinya dia orang Nepal yang pernah menjadi anggota Royal Gurkha Rifles (RGR) dari Batalyon 3/3 Divisi ke-23 The fighting Cock (Divisi Ayam Jago). Desember 1945, Container bersama rekan-rekannya ditugaskan untuk mengamankan jalur sepanjang Cianjur-Bandung dari para gerilyawan Indonesia. Akhir Maret 1946, Yon 3/3 Gurkha Rifles terlibat dalam